Harga Emas Dunia Tetap Ngacir Jelang Rapat Fed, Tumben Nih!

Kontakperkasa Futures – Emas terus menunjukkan kekuatan yang luar biasa di tengah ketidakpastian pasar, sembari para pelaku pasar menantikan keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Pada penutupan perdagangan Senin (18/9/2023), harga emas di pasar spot mencapai US$ 1.922,14 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,49%. Ini merupakan level tertinggi sejak 4 September 2023 atau dalam 10 sesi perdagangan terakhir.

Penguatan emas ini juga mengikuti tren positif yang telah berlangsung sejak Kamis pekan lalu, di mana harga emas telah menguat sebesar 1,04% dalam tiga hari perdagangan terakhir.

Hari ini, pada perdagangan Selasa (19/9/2023) pukul 06:07 WIB, harga emas masih tetap kuat dengan kenaikan tipis sebesar 0,013%.

Fenomena penguatan emas menjelang rapat The Fed ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang tidak biasa. Biasanya, harga emas cenderung melemah menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mereka.

Sebagaimana yang kita ketahui, The Fed akan mengadakan rapat FOMC mulai dari hari ini waktu AS dan akan mengumumkan kebijakan mereka pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Perangkat CME Fedwatch menunjukkan bahwa 99% investor yakin The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25% – 5,5% dalam pertemuan pekan depan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi sebelumnya yang hanya mencapai 97%.

“Pelaku pasar sangat fokus pada keputusan bank sentral. Mereka mengantisipasi bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Ini adalah salah satu kekhawatiran utama di pasar,” kata analis dari OANDA, Edward Moya, seperti yang dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar tetap waspada karena data ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Pada Agustus 2023, AS melaporkan tingkat inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY), naik dari tingkat inflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 3,2% YoY. Ini merupakan tingkat inflasi tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan hampir dua kali lipat lebih tinggi dari target The Federal Reserve (The Fed).

Namun, inflasi inti menunjukkan perlambatan yang sesuai dengan ekspektasi, yaitu sebesar 4,3% YoY dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya yang mencapai 4,7%.

Sementara itu, data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir pada 9 September 2023 menunjukkan kenaikan menjadi 220.000 dibandingkan dengan angka sebelumnya yang mencapai 217.000. Namun, angka ini masih berada di bawah proyeksi pasar yang memperkirakan kenaikan hingga mencapai 225.000.

Data inflasi produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023 juga menunjukkan kenaikan sebesar 1,2% (YoY), melebihi konsensus sebesar 1,2% dan angka bulan sebelumnya sebesar 0,8%.

Selain faktor ekspektasi pasar yang sudah terekspos dengan kebijakan hawkish The Fed, kenaikan harga emas dalam tiga hari terakhir juga didorong oleh pembelian besar-besaran di China.

Pembelian emas di China mencapai rekor tertingginya pekan lalu, karena masyarakat mencari aset safe haven di tengah perlambatan ekonomi China.

“Meskipun perkembangan di China merupakan kabar baik bagi emas, kami masih belum yakin bahwa ini akan mengubah prospek emas ke depan,” kata Julius Baer, seorang analis dari Carsten Menke.

Menurut Baer, prospek emas akan tetap sangat dipengaruhi oleh kebijakan The Fed. – Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com