PT Kontakperkasa – Harga emas terus melanjutkan tren positifnya, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, pada Kamis (19/10). Kenaikan harga emas ini didukung oleh sejumlah faktor yang mencakup kurangnya sinyal dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk kenaikan suku bunga pada bulan November. Meskipun ancaman inflasi terus berlanjut, emas masih menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang mencari aset safe haven di tengah ketidakpastian.
Risiko meningkatnya perang di Timur Tengah telah mempengaruhi berbagai ekonomi di seluruh dunia, dan hal ini juga mendorong lebih banyak investor untuk berinvestasi dalam emas, yang dikenal sebagai aset safe haven yang dapat melindungi nilai investasi mereka.
Harga emas berjangka yang paling aktif di Comex New York untuk bulan Desember ditutup dengan kenaikan sebesar 1% di level $1.988,95 per ons pada akhir sesi perdagangan Kamis. Dengan mengalami reli selama tiga hari berturut-turut, harga emas untuk pengiriman bulan Desember telah naik lebih dari 2% dalam satu minggu ini, mengikuti kenaikan sebesar lebih dari 5% pada minggu sebelumnya. Selain itu, harga emas berjangka mencapai puncak sesi pada level $1.993,50.
Sementara itu, harga emas spot, yang lebih banyak dipantau oleh sebagian trader daripada emas berjangka, juga mengalami kenaikan sebesar 1,5% menjadi $1.977,24 per ons pada hari Kamis. Harga emas spot secara mingguan, yang mencerminkan perdagangan emas secara real-time, naik lebih dari 2%, melanjutkan kenaikan sebesar hampir 5,5% pada minggu sebelumnya. Puncak sesi harga emas spot mencapai $1.982,36.
Pada pagi Jumat (20/10), harga emas berjangka mengalami kenaikan sebesar 0,33%, sementara harga emas spot juga naik 0,13% pada pukul 07.40 WIB menurut data dari Investing.com.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas adalah komentar dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve. Meskipun ia tidak memberikan sinyal yang kuat untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan November, hal ini telah menekan nilai dolar AS. Dolar yang melemah membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang AS lebih terjangkau bagi investor internasional.
Menanggapi pertanyaan dalam sebuah acara di Economic Club of New York, Powell menyatakan, “Inflasi masih terlalu tinggi.” Ia juga mengatakan bahwa ada potensi masuk ke dalam periode yang lebih tinggi dari inflasi, tetapi sulit untuk memprediksi berapa lama suku bunga akan tetap tinggi.
Walaupun The Fed telah secara agresif meningkatkan suku bunga sebanyak 11 kali antara Maret 2022 dan Agustus 2023, dengan kenaikan total sebesar 5,25%, inflasi masih tetap tinggi. Ini tercermin dalam pertumbuhan harga konsumen yang mencapai 3,7% tahunan pada bulan September, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,6% dari para ekonom Wall Street.
Ketua Fed mengakui bahwa ekonomi AS tumbuh lebih kuat dari yang diperkirakan, dengan pertumbuhan yang mencapai 5,4% pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, ia juga menyatakan bahwa sulit untuk memahami bagaimana ekonomi dapat tumbuh dengan suku bunga yang lebih tinggi.
Meski demikian, ketidakpastian tentang kebijakan suku bunga The Fed telah meningkat, dan ini telah mempengaruhi pasar obligasi AS. Yields untuk obligasi Treasury note 10 tahun mencapai 5%, level yang terakhir kali dicapai pada Juni 2007.
Ketidakpastian ini juga memengaruhi nilai indeks dolar AS, yang mengukur nilai mata uang AS terhadap mata uang utama pesaingnya. Diperkirakan bahwa dolar AS akan mengalami penurunan dalam lingkungan di mana The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tanpa menaikkan suku bunga lagi.
Ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan geopolitik, seperti konflik Israel-Hamas yang meningkat, telah membuat emas semakin menarik sebagai investasi. Para analis percaya bahwa volatilitas di wilayah Timur Tengah diperkirakan akan tetap tinggi, dan ini akan terus mendorong harga emas menuju level $2.000.
Dengan berbagai faktor yang mendukung kenaikan harga emas, para investor tetap berharap bahwa emas akan terus menjadi aset safe haven yang menjanjikan dalam jangka pendek dan menengah. Meskipun ada ketidakpastian di pasar global, emas tetap menjadi salah satu pilihan utama untuk melindungi nilai investasi. – PT Kontakperkasa
Sumber : investing.com