Harga Emas Turun di Bawah US$2.000, Tantangan Kenaikan Sulit Ditempuh

PT KP Press – Harga emas mengalami perlambatan setelah terpuruk, ditutup pada perdagangan Rabu (14/2/2024) dengan pelemahan sebesar 0,08%, berada pada posisi US$ 1992,39 per troy ons. Meskipun mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,01%, harga emas tetap bertahan di bawah level kunci US$2.000 per troy ons.

Pukul 06:48 WIB Kamis (15/2/2024), terdapat sedikit kenaikan sebesar 0,05%, menjadikan harga emas berada di posisi US$ 1993,39 per troy ons. Namun, pergerakan ini masih menunjukkan kesulitan untuk menembus level US$2.000.

Perlambatan kenaikan harga emas pada perdagangan Rabu terjadi setelah data inflasi AS melampaui perkiraan, mendorong investor untuk mengurangi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), lebih awal dari yang diantisipasi.

Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Berjangka, menyatakan, “Emas mengalami tekanan karena data inflasi yang tinggi. Kenaikan di atas US$2.000 sulit dicapai karena sebagian besar bergantung pada ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang mungkin terjadi lebih cepat.”

Katalis potensial untuk penurunan harga emas lebih lanjut adalah konfirmasi bahwa The Fed mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Data inflasi AS menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,3% pada Januari 2024, naik dari 0,2% pada Desember 2023. Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan harga di sektor perumahan dan makanan. Inflasi inti, yang tidak memasukkan energi dan makanan, mencapai 3,9% (yoy) pada Januari 2024, setara dengan Desember 2023.

Pasar semakin pesimis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed, yang sekarang diharapkan hanya terjadi tiga kali sepanjang tahun 2024, turun dari empat kali sebagaimana diindikasikan dalam “dot plot” The Fed pada Desember 2023. The Fed mungkin menunda keputusan ini hingga Juni.

Investor sekarang akan memfokuskan perhatian pada data penjualan ritel dan indeks harga produsen AS yang akan dirilis, serta pidato pejabat The Fed minggu ini. Dalam kondisi ini, harga emas dapat terus mengalami volatilitas.

Harga emas sangat responsif terhadap perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga akan menguatkan dolar AS dan imbal hasil US Treasury, merugikan emas karena membuatnya kurang terjangkau. Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dapat membuat emas lebih menarik bagi investor, mengurangi opportunity cost dalam memegang emas. – PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com