Kontakperkasa Futures – Harga emas mengalami penurunan yang signifikan menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) hari ini. Pada perdagangan Selasa (12/9/2023), harga emas di pasar spot ditutup pada level US$ 1913,26 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,44%. Penurunan ini berkebalikan dengan penguatan yang terlihat pada hari sebelumnya.
Harga emas masih menunjukkan kelemahan pada hari Rabu (13/9/2023) pukul 06:21 WIB, dengan harga mencapai US$ 1.912,99 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,01%.
Penurunan harga emas terjadi karena kekhawatiran pelaku pasar terkait data inflasi AS yang akan diumumkan pada Rabu malam waktu Indonesia. Menurut analis dari RJO Futures, Bob Haberkorn, beberapa investor dan pelaku pasar memilih untuk keluar dari pasar emas sementara dan menunggu hingga data inflasi dirilis. Beberapa di antaranya bahkan mencari kesempatan untuk membeli emas dengan harga yang lebih rendah.
Menurut data Trading Economic, inflasi umum diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6% secara tahunan pada bulan Agustus 2023, dibandingkan dengan 3,2% tahunan pada bulan sebelumnya. Jika prediksi ini terbukti benar, ini akan menjadi kenaikan kedua setelah mencapai titik terendah 3% tahunan pada bulan Juni.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan melandai menjadi 4,3% tahunan dibandingkan dengan 4,7% tahunan pada bulan sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, angka inflasi umum dan inti secara keseluruhan masih jauh dari target bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang berada di sekitar 2%.
Jika inflasi melampaui ekspektasi pasar, harapan pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga akan semakin berkurang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan harga emas. Lukman Otunuga, seorang analis dari FXTM, menjelaskan bahwa “kemungkinan harga emas akan terus melemah jika data inflasi lebih tinggi dari ekspektasi pasar, karena kenaikan inflasi memberikan The Fed lebih sedikit ruang untuk menaikkan suku bunga.”
Target inflasi yang sulit dicapai oleh The Fed tahun ini, terutama dikarenakan kenaikan harga minyak mentah global, yang berlanjut naik karena pasokan minyak yang ketat. Harga minyak sempat mencapai level US$ 90 per barel pekan lalu, dan kenaikan harga minyak ini dapat menyebabkan inflasi di AS kembali meningkat.
Dengan prediksi yang sulit turunnya inflasi AS, ekspektasi kenaikan suku bunga semakin menguat. Bahkan, ekspektasi ini sudah membuat indeks dolar AS menguat tajam, mencapai 104,71 pada perdagangan sebelumnya, dari 104,57 pada hari sebelumnya. Peter Fertig, seorang analis dari Quantitative Commodity Research, mengungkapkan bahwa kenaikan harga minyak membuat ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed semakin jauh.
Jadi, bagi pemilik emas, perhatikan dengan cermat perkembangan berita terkait inflasi AS, karena hal ini berpotensi mempengaruhi harga emas di masa mendatang. – Kontakperkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Aw, this was a really nice post. In idea I would like to put in writing like this additionally – taking time and actual effort to make a very good article… but what can I say… I procrastinate alot and by no means seem to get one thing done.