Kalau Gak Ada Perang, Harga Emas Pasti Ambruk Karena AS

PT Kontakperkasa Futures – Harga emas mengalami penurunan tajam setelah data mengindikasikan bahwa inflasi di Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Pada perdagangan Kamis, 12 Oktober 2023, harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.868,45 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,26%. Ini merupakan pembalikan arah setelah emas mengalami kenaikan sebesar 0,73% pada hari sebelumnya. Namun, pada perdagangan Jumat, 13 Oktober 2023, harga emas mulai menguat secara tipis, dengan kenaikan sebesar 0,08%.

Penurunan harga emas ini disebabkan oleh meningkatnya inflasi di AS, yang melebihi ekspektasi. Inflasi AS mencapai 0,4% (mtm) dan 3,7% (yoy) pada September 2023, sementara inflasi inti mencapai 0,2% (mtm) dan 4,1% (yoy). Inflasi yang masih tinggi ini mencerminkan kondisi ekonomi AS yang masih panas, sehingga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), diharapkan untuk menerapkan kebijakan ketat. Namun, inflasi yang tinggi ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga acuan.

Selain itu, ada faktor geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah, yang juga memengaruhi harga emas. Emas sering dianggap sebagai aset aman dalam situasi geopolitik yang tidak stabil. Selain itu, analis juga menyebut ada peluang perlambatan ekonomi AS yang dapat mendongkrak harga emas jika tanda-tanda perlambatan semakin nyata.

Meskipun harga emas turun akibat inflasi AS yang tinggi, faktor-faktor lain seperti ketegangan geopolitik dan potensi perlambatan ekonomi AS juga berkontribusi pada pergerakan harga emas ke depan. Analis memperkirakan harga emas akan bergerak dalam kisaran US$ 1.860-1.920. – PT Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com