Kontakperkasa Futures – Pada sesi perdagangan pertama Jumat (27/10/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit setelah mengalami penurunan hampir 2% kemarin, yang dipicu oleh memburuknya sentimen pasar global. Pukul 09:59 WIB, IHSG menguat sebesar 0,35% dan mencapai level 6.738,242. Meskipun mengalami kenaikan, IHSG masih berada di level psikologis 6.700 pada sesi perdagangan pertama hari ini.
Sektor infrastruktur menjadi penopang kuat bagi IHSG pada sesi perdagangan pertama hari ini dengan kenaikan sebesar 3,46%. Selain itu, beberapa saham juga turut berkontribusi positif terhadap pergerakan IHSG. Berikut adalah saham-saham yang mendukung IHSG di awal sesi perdagangan hari ini:
- Bank Rakyat Indonesia (Persero) (Kode Saham: BBRI) – Mencapai 8,21 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 1,22%.
- Barito Renewables Energy (Kode Saham: BREN) – Mencapai 5,87 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 3,95%.
- Bank Mandiri (Persero) (Kode Saham: BMRI) – Mencapai 4,58 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 0,88%.
- Charoen Pokphand Indonesia (Kode Saham: CPIN) – Mencapai 3,69 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 3,96%.
- Bank Central Asia (Kode Saham: BBCA) – Mencapai 3,41 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 0,57%.
- Amman Mineral Internasional (Kode Saham: AMMN) – Mencapai 2,54 indeks poin dengan kenaikan harga sebesar 0,76%.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang sebelumnya menjadi beban terbesar bagi IHSG kemarin, kini menjadi penopang terkuat dengan kenaikan 8,2 indeks poin.
IHSG berhasil memulihkan diri setelah mengalami penurunan hampir 2% kemarin, khususnya seiring dengan pergerakan positif bursa Asia-Pasifik pada hari ini. Beberapa bursa di Asia-Pasifik yang menghijau termasuk Nikkei 225 Jepang, Hang Seng Hong Kong, Shanghai Composite China, dan ASX 200 Australia.
Penurunan IHSG kemarin diyakini terjadi karena adanya panic selling dari investor, yang dipicu oleh memburuknya sentimen pasar global menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal III-2023.
Pada Kamis malam waktu Indonesia, Produk domestik bruto (PDB) AS periode kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,9% (yoy), mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun, melanjutkan ekspansi di kuartal II-2023 sebesar 2,1%. Angka ini jauh melebihi perkiraan analis sebesar 4,0%. Sementara permintaan dari sektor manufaktur AS juga tumbuh kuat sebesar 4,7% pada bulan September, setelah mengalami kontraksi 0,1% pada Agustus 2023.
Kendati klaim pengangguran mingguan mengalami kenaikan sebesar 10.000 menjadi 210.000 pada periode pekan yang berakhir pada 21 Oktober 2023, namun klaim pengangguran tetap berada dalam kisaran terendah dalam delapan bulan terakhir.
Data ekonomi AS yang kuat ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, terutama karena inflasi AS masih sulit untuk turun ke level yang diharapkan, sehingga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih mungkin akan menerapkan kebijakan moneter yang ketat.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa bank sentral mungkin perlu menjaga kenaikan suku bunga untuk mencapai target inflasi sebesar 2%. “Kami mengambil langkah dengan hati-hati, dan para pembuat kebijakan akan membuat keputusan berdasarkan totalitas data, perkiraan prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” ujar Powell dalam acara Economic Klub New York.
The Fed mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada level tertinggi dalam 22 tahun, yaitu antara 5,25% hingga 5,5%, pada pertemuan bulan September 2023. Para pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga tersebut pada pertemuan 1 November mendatang, dengan pasar mempercayai sebesar 98,9% bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga. – Kontakperkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com