Harga Emas Menguat Meskipun Ketidakpastian di Pasar Global

PT Kontakperkasa – Harga emas telah menunjukkan pergerakan yang menarik sepanjang Oktober, naik sebesar 7,27%. Namun, ketegangan dan kekhawatiran muncul saat kita memasuki November. Harga emas saat ini tengah berada di bawah tekanan akibat penantian hasil rapat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (the Fed).

Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas di pasar spot ditutup pada posisi US$ 1.982,71 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,66%. Ini merupakan penurunan harga emas selama dua hari berturut-turut dengan pelemahan mencapai 1,15%.

Meskipun mengalami penurunan dalam dua hari terakhir, kinerja emas secara keseluruhan selama Oktober sangat cemerlang. Peningkatan harga emas sebesar 7,27% sepanjang Oktober 2023 merupakan yang terbaik sejak Maret 2023, ketika emas melonjak sebesar 7,7%. Kinerja positif ini berhasil menghapus kerugian sebelumnya saat harga emas turun 4,7% pada September dan 1,2% pada Agustus.

Perlu dicatat bahwa harga emas telah sangat fluktuatif selama bulan ini, naik tajam pada awal Maret akibat krisis perbankan, namun mengalami penurunan pada pertengahan tahun.

Pada perdagangan awal November, harga emas sedikit menguat, berada di posisi US$ 1.984,35 atau mengalami kenaikan sebesar 0,08%. Analis dari Exinity, Han Tan, mengungkapkan bahwa harga emas masih memiliki potensi untuk terus menguat, terutama jika konflik di Timur Tengah semakin memanas. Emas dianggap sebagai aset aman yang dicari investor dalam situasi ketegangan geopolitik, yang dapat berdampak buruk pada ekonomi global.

Namun, Han Tan juga memberi peringatan bahwa kebijakan yang akan diumumkan oleh The Fed pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia akan sangat memengaruhi harga emas. Kebijakan “hawkish” dari The Fed dapat menekan harga emas, sementara kebijakan sebaliknya dapat mendukungnya. Kebijakan “hawkish” kemungkinan akan meningkatkan nilai dolar AS dan imbal hasil US Treasury, membuat emas menjadi kurang menarik.

Selain itu, emas juga tidak menawarkan imbal hasil yang signifikan, dan kenaikan imbal hasil US Treasury dapat membuatnya semakin kurang menarik. Penguatan dolar AS yang terjadi sebelumnya membuat emas lebih sulit diakses oleh investor. Menurut perkiraan FedWatch Tool, sebagian besar pelaku pasar (97,1%) memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan, yang lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya (98,4%).

Data ekonomi terbaru juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam ekonomi AS, dengan pertumbuhan sebesar 4,9% (YoY) pada kuartal III-2023. Ini merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi dalam hampir dua tahun. Data dari S&P Global Manufacturing PMI Flash juga menunjukkan peningkatan aktivitas bisnis AS, mencapai level ekspansif sebesar 50 pada Oktober 2023, naik dari 49,8 pada bulan September.

Kendati harga emas menghadapi beberapa tantangan, potensi pergerakan harga emas selanjutnya akan sangat bergantung pada perkembangan di Timur Tengah, kebijakan The Fed, dan faktor-faktor ekonomi global. – PT Kontakperkasa

Sumber : cnbcindonesia.com