Harga Emas Tetap Stabil Setelah Melemah, PMI AS Jadi Pendorong Utama

PT Kontakperkasa – Pasca-melemah pada sesi perdagangan Rabu (24/01), harga emas menunjukkan stabilitas pada hari Kamis (25/01). Hal ini terjadi seiring pulihnya laporan PMI AS yang memberikan optimisme.

Harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,1%, mencapai $2.015,74 per ons pada pukul 07.18 WIB, sementara harga emas berjangka mengalami penurunan tipis sebesar 0,02%, berada di $2.015,65, menurut data Investing.com. Pada penutupan Rabu, keduanya tercatat melemah sebesar 0,5%.

Analisis memperkirakan emas akan menjaga level support di $2.007,70, sementara resistance terletak di $2.041,90.

Laporan Reuters pada Rabu (24/01) menyampaikan bahwa aktivitas bisnis AS mengalami peningkatan pada bulan Januari, dan inflasi menurun. Harga yang dibebankan oleh perusahaan untuk produknya turun ke titik terendah dalam lebih dari 3,5 tahun, menandakan ekonomi AS memulai tahun 2024 dengan catatan yang kuat.

S&P Global melaporkan bahwa Indeks Output PMI Komposit AS, yang mencakup sektor manufaktur dan jasa, meningkat menjadi 52,3, level tertinggi sejak Juni. Kenaikan ini didorong oleh sektor jasa dan aktivitas manufaktur. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor swasta.

Meskipun emas mengalami tekanan pada awal tahun 2024, mencapai level terendah $2.000/oz, logam mulia ini berhasil rebound. Rebound tersebut dipicu oleh permintaan safe haven, terutama terkait kondisi geopolitik di Timur Tengah yang memburuk.

Pasar emas kini fokus pada isyarat kapan Federal Reserve (The Fed) mungkin memangkas suku bunga tahun ini. Meskipun suku bunga yang lebih rendah pada akhirnya menguntungkan emas, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dapat memberikan tekanan pada harga emas dalam jangka pendek.

Data PDB kuartal keempat yang dijadwalkan pada hari Kamis, bersama dengan data Indeks Harga PCE pada Jumat, akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi AS. Pasar juga menantikan isyarat rencana penurunan suku bunga dari The Fed pada rapat pertamanya untuk tahun 2024.

Meskipun emas telah meraih keuntungan sekitar 10% pada tahun 2023, terutama terdorong oleh permintaan safe haven pasca perang Israel-Hamas, harga emas tetap rentan terhadap perubahan suku bunga dan dinamika geopolitik. Eskalasi konflik di Timur Tengah tetap menjadi pendorong permintaan aset safe haven tradisional. – PT Kontakperkasa

Sumber : investing.com