PT Kontakperkasa Futures – Harga emas mengalami pelemahan pada akhir pekan lalu, turun hampir 1% akibat data pekerjaan yang positif dari Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (2/2/2024), harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,79% di posisi US$ 2038,59 per troy ons, mengakhiri tren penguatan empat hari beruntun sepanjang pekan sebelumnya.
Namun, pada Senin (5/2/2024) pukul 06.30 WIB, harga emas mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,13%, mencapai posisi US$ 2041,29 per troy ons. Meskipun demikian, para pemilik emas diminta untuk tetap waspada karena ada potensi penurunan lebih lanjut.
Pelemahan harga emas pada Jumat lalu dipengaruhi oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun setelah laporan Non-Farm Payrolls AS yang kuat. Indeks dolar melonjak 0,85% menjadi 103,92, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil obligasi acuan AS 10 tahun juga meningkat tajam 4,35% menjadi 4,03%.
Data tenaga kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal meningkat, sementara produktivitas pekerja AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat. Meskipun Non-Farm Payrolls AS meningkat, tingkat pengangguran tetap rendah, menciptakan ketidakpastian apakah The Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga.
Analis independen, Tai Wong, menyatakan, “Harga emas seperti hewan teritip, sangat lekat bertahan meskipun ada guncangan dari laporan ketenagakerjaan yang sangat besar.” Namun, pasar masih pesimis terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve.
Menurut CME Fed Watch Tool, peluang penurunan suku bunga AS pada bulan Mei 2024 diperkirakan sebesar 70%, turun dari 92% sebelum data tenaga kerja dirilis. Ketua The Fed, Jerome Powell, juga mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi pada Maret 2024.
Harga emas cenderung sangat responsif terhadap perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga membuat dolar dan imbal hasil obligasi AS menguat, merugikan emas. Namun, suku bunga yang lebih rendah dapat membuat emas lebih menarik bagi para kolektor karena melemahkan dolar dan imbal hasil obligasi. Pemilik emas perlu memantau perkembangan pasar dengan cermat dalam menghadapi ketidakpastian ini.” – PT Kontakperkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com