Bocoran Harga Emas: Tantangan dan Peluang di Pekan Ini

PT Kontakperkasa Futures – Harga emas kembali menjadi sorotan pada awal perdagangan hari ini setelah dua hari penurunan berturut-turut sebelumnya. Para investor secara antusias menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada Kamis pekan ini, yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah pergerakan harga emas.

Pada penutupan perdagangan Selasa (27/2/2024), harga emas di pasar spot mengalami pelemahan sebesar 0,05%, berada di posisi US$ 2029,64 per troy ons. Meskipun demikian, harga emas berhasil bertahan di atas level psikologis US$2.000 per troy ons setelah sebelumnya terjadi penurunan pada 16 Februari 2024, yang membawa emas ke level psikologis US$1.900. Artinya, emas telah mengalami pelemahan selama dua hari perdagangan.

Hingga pukul 06.20 WIB Rabu (28/2/2024), tercatat kenaikan tipis sebesar 0,03% pada harga emas di pasar spot, berada di posisi US$ 2030,24 per troy ons.

Perdagangan Selasa lalu menunjukkan kelemahan harga emas, dipengaruhi oleh pembacaan inflasi utama dan komentar dari pejabat The Federal Reserve (The Fed). Meskipun demikian, para analis memperkirakan bahwa harga emas memiliki potensi untuk mengalami kenaikan signifikan pada kuartal IV-2024.

Indeks dolar AS masih menunjukkan kecenderungan pelemahan dengan bertahan di level 103, membuat emas batangan menjadi lebih menarik bagi pembeli internasional.

Menurut Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Berjangka, Chicago, “Sedikit peningkatan dalam data inflasi akan memberikan tekanan pada pasar emas, namun hal ini didukung dengan baik oleh pembelian bank sentral pada level US$2.000 per troy ons. Kecil kemungkinan pejabat The Fed akan mengubah sikap mereka sampai ada lebih banyak data yang tersedia.”

Streible juga memproyeksikan bahwa emas akan mencapai rekor tertingginya pada kuartal keempat ketika penurunan suku bunga terwujud.

Sejumlah pejabat The Fed dijadwalkan memberikan pidato pada minggu ini, sementara indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) akan dirilis pada hari Kamis di AS. Data PCE menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Meskipun pesanan barang tahan lama AS mencatat penurunan terbesar dalam hampir empat tahun pada bulan Januari, harga emas mendapatkan dukungan dari upaya kelas menengah China untuk mempertahankan kekayaan mereka. Krisis pasar properti dan aksi jual pasar saham yang berkepanjangan membuat impor emas batangan terbesar China melalui Hong Kong pada Januari mencapai level tertinggi sejak pertengahan 2018, menurut data resmi.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS dapat membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat, yang tidak menguntungkan emas. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah dapat membuat emas lebih menarik untuk dikoleksi, karena melemahkan dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Selain itu, dengan tidak menawarkan imbal hasil, emas bisa menjadi pilihan menarik ketika imbal hasil US Treasury meningkat.

Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, pasar emas tampaknya masih menjadi pusat perhatian, dan para pemilik emas perlu memperhatikan dengan cermat perkembangan selanjutnya untuk membuat keputusan investasi yang tepat. – PT Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com