Harga Emas Mulai Bangkit Tapi…..

PT Kontakperkasa

PT Kontakperkasa – Harga emas telah memulai perdagangan dengan kenaikan, mengisyaratkan potensi pergerakan yang lebih dinamis menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Senin (18/3/2024), harga emas di pasar spot mengalami penguatan sebesar 0,21%, mencapai posisi US$2.159,98 per troy ons. Kenaikan tersebut berhasil mengakhiri tren pelemahan yang terjadi dalam dua hari perdagangan sebelumnya.

Pada pukul 06.20 WIB hari Selasa (19/3/2024), harga emas di pasar spot tercatat naik 0,01% lebih tinggi, mencapai posisi US$2.160,23 per troy ons. Penguatan ini terjadi pasca penurunan harga emas ke posisi terendah dalam satu minggu pada perdagangan Senin, yang disebabkan oleh antisipasi para investor terhadap serangkaian pertemuan bank sentral yang akan digelar dalam minggu ini.

Pertemuan bank sentral, termasuk keputusan kebijakan yang akan diumumkan oleh The Fed AS pada hari Rabu, menjadi fokus utama pasar karena diharapkan memberikan petunjuk mengenai inflasi dan kebijakan suku bunga. Keputusan tersebut diyakini akan memiliki dampak signifikan terhadap harga emas, mengingat pengaruhnya terhadap pergerakan dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS.

Harga emas cenderung sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga dapat menguatkan dolar AS dan imbal hasil dari obligasi pemerintah AS, yang pada gilirannya membuat investasi dalam emas menjadi kurang menarik karena emas tidak memberikan pengembalian bunga dan menjadi lebih mahal untuk dibeli. Namun, suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan dolar AS dan imbal hasil obligasi, menjadikan emas lebih menarik sebagai investasi karena mengurangi biaya opportunity cost untuk memegang emas.

Menanggapi dinamika ini, Daniel Pavilonis, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures, menyatakan bahwa emas saat ini mengantisipasi keputusan suku bunga dan menyoroti pentingnya emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi global. Meskipun harga emas batangan sempat turun sekitar 1% pada minggu sebelumnya, hal ini terjadi setelah data menunjukkan kenaikan harga konsumen AS yang kuat pada bulan Februari, menandakan potensi adanya tekanan inflasi yang masih terjadi.

Pasar juga tengah mengawasi keputusan kebijakan moneter dari Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE). BoJ diperkirakan akan mengakhiri kebijakan ultra-dovishnya, sementara BoE kemungkinan akan mempertahankan suku bunganya. Di sisi lain, pasar memperkirakan tidak adanya perubahan suku bunga pada pertemuan The Fed, namun memperkirakan kemungkinan adanya penurunan suku bunga pada bulan Juni mendatang.

Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, para pelaku pasar menyadari bahwa emas akan terus berada dalam sorotan terkait dengan perubahan kebijakan moneter global. Perubahan-perubahan ini diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai arah pergerakan harga emas ke depannya, terutama dalam konteks perlindungan terhadap nilai inflasi dan volatilitas pasar keuangan global. Oleh karena itu, sementara harga emas mengalami kenaikan, para investor tetap diminta untuk tetap waspada dan tidak terlalu cepat merasa senang, mengingat ketidakpastian yang masih mewarnai pasar global saat ini. – PT Kontakperkasa

Sumber : cbncindonesia.com