Penurunan Harga Emas di Akhir Mei: Faktor-Faktor dan Prediksi Masa Depan

PT KP Press – Harga emas dunia mengalami penurunan yang signifikan pada akhir bulan Mei, meskipun sebelumnya sempat mencapai rekor tertinggi pada tanggal 20 Mei 2024. Pada Jumat, 31 Mei 2024, harga emas ditutup pada US$ 2.326,96 per troy ons, turun 0,68% dalam sehari. Penurunan ini membalikkan kenaikan yang terjadi sehari sebelumnya sebesar 0,18%.

Penurunan harga emas pada Jumat tersebut menambah akumulasi koreksi sepanjang pekan sebesar 0,29%. Hal ini menandakan bahwa harga emas dunia telah melemah selama dua pekan berturut-turut.

Diego Colman, seorang ahli strategi pasar dari IG Group, mengindikasikan bahwa masih ada potensi penurunan harga emas dalam minggu ini. “Penjual mungkin awalnya menargetkan level US$ 2.265, yang mewakili retracement Fibonacci 61,8% dari reli bulan Maret-Mei. Jika pelemahan berlanjut, perhatian akan beralih ke US$ 2.225,” kata Colman.

Namun, Colman juga menyatakan bahwa kebangkitan pembeli yang mampu mengangkat harga emas melewati SMA 50-hari dan di atas US$ 2.340 per troy ons dapat memicu minat beli di pasar, memungkinkan harga untuk naik menuju US$ 2.365. Jika terjadi kemajuan positif di luar batasan ini, prospek bearish jangka pendek dapat dibatalkan, mendorong harga menuju US$ 2.377 dan bahkan US$ 2.420.

Penurunan harga emas pada pekan lalu juga dipicu oleh rilis data inflasi PCE AS yang sesuai dengan ekspektasi. Inflasi PCE untuk periode April 2024 tercatat sebesar 2,7% secara tahunan (yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, inflasi inti PCE juga bertahan di 2,8% yoy, sesuai dengan harapan pasar.

Data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah dengan data ekonomi AS yang masih kuat, seperti peningkatan keyakinan konsumen setelah tiga bulan beruntun melemah dan kondisi manufaktur yang meningkat ke level ekspansif, turut mempengaruhi penurunan harga emas. PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April, menunjukkan perbaikan kondisi bisnis di sektor manufaktur.

Konsumsi masyarakat AS juga masih cukup kuat. Indeks kepercayaan konsumen AS dari Conference Board naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya, di atas ekspektasi pasar yakni 95,9. Indeks kepercayaan konsumen ini mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap aktivitas ekonomi dan dapat memprediksi belanja konsumen, yang memainkan peran utama dalam aktivitas perekonomian secara keseluruhan.

Gabungan dari faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat. Akibatnya, diperlukan waktu berbulan-bulan ke depan untuk meninjau kembali dimulainya kebijakan dovish dari bank sentral AS atau The Fed, yang kemungkinan akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. – PT KP Press

Sumber : cnbcindonesia.com