PT Kontakperkasa Futures – Dalam beberapa bulan terakhir, harga kontrak berjangka emas (gold futures) telah mengalami lonjakan yang signifikan. Namun, ada satu faktor yang dapat menghambat apresiasi lebih lanjut, setidaknya dalam jangka pendek: pembelian emas oleh China, yang sebelumnya telah “menopang demand” pasar emas dunia. Pada Jumat lalu, raksasa ekonomi Asia ini melaporkan bahwa mereka tidak meningkatkan cadangan komoditasnya bulan lalu, menimbulkan ketidakpastian apakah jeda ini akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang dan apakah hal ini akan mempengaruhi reli logam mulia tersebut.
Seorang analis dari grup Swiss Julius Baer menyoroti dalam sebuah laporan yang dirilis kepada klien dan pasar pada hari Senin bahwa jika China terus tidak melaporkan pembelian dalam beberapa bulan mendatang, faktor ini “dapat membebani sentimen yang sedang sangat optimis di pasar emas, menyebabkan lebih banyak spekulan menyesuaikan posisi mereka.”
Carsten Menke, kepala riset next-gen di Julius Baer, menganggap situasi ini sebagai “kemunduran jangka pendek.” Dia menambahkan bahwa “keyakinan kuat terhadap pembelian yang terus-menerus oleh berbagai bank sentral dan kemauan yang lebih besar untuk membayar harga emas, didorong lebih banyak oleh faktor politik daripada faktor ekonomi.”
Julius Baer juga memperingatkan bahwa China belum transparan atau konsisten mengenai topik ini di masa lalu. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Amerika Serikat, People’s Bank of China (PBoC) kemungkinan besar akan kembali pada suatu saat nanti untuk meningkatkan cadangan emasnya guna mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
“Meskipun pembelian emas dalam skala besar, persentase emas China dalam cadangan moneternya masih berada di bawah 5%. Ini dibandingkan dengan rata-rata global yang lebih dari 15% dan masih menyisakan keuntungan yang signifikan jika diukur dalam ton emas,” pungkas Julius Baer. Mereka menambahkan bahwa dalam aksi beli lainnya, pasar telah menunjukkan kepekaan terhadap harga sebelumnya.
Jika PBoC memutuskan untuk kembali ke pasar emas dengan pembelian besar, ini dapat mendorong harga emas naik kembali. Namun, ketidakpastian mengenai kebijakan pembelian emas China di masa mendatang dapat membuat pasar emas tetap volatile. Sentimen pasar bisa berubah dengan cepat, terutama jika ada berita baru mengenai kebijakan moneter China atau perkembangan geopolitik global.
Para pelaku pasar emas perlu mencermati perkembangan ini dengan seksama, karena keputusan PBoC untuk tidak membeli emas dapat memberikan tekanan pada harga emas dan membebani pasar bullish yang telah terbentuk dalam beberapa bulan terakhir. Kewaspadaan terhadap perubahan kebijakan dan sentimen pasar akan menjadi kunci bagi investor emas dalam menghadapi volatilitas yang mungkin terjadi di masa mendatang. – PT Kontakperkasa Futures
Sumber : investing.com