Stimulus Ekonomi China Tak Beri Dampak, Harga Emas Turun di Tengah Penguatan Dolar AS

Kontakperkasa Futures – Lampu kuning kembali menyala untuk pasar emas dunia setelah langkah stimulus ekonomi dari China, konsumen emas terbesar, dianggap gagal membangkitkan optimisme di kalangan investor. Pada awal pekan ini, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,19% menjadi US$2.651,05 per troy ons, dan terus menunjukkan tren penurunan. Pada awal perdagangan Selasa, 15 Oktober 2024, harga emas kembali turun tipis 0,04% ke US$2.650,19 per troy ons.

Salah satu faktor utama yang menekan harga emas adalah penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Penguatan dolar ini menjadikan emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat pembelian logam mulia tersebut di pasar global. Tidak hanya itu, pelemahan nilai tukar euro juga memberikan tekanan tambahan terhadap harga emas, seiring dengan pertemuan bank sentral yang dijadwalkan minggu ini.

Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, mengungkapkan bahwa banyak faktor kecil yang berkontribusi terhadap turunnya harga emas. Selain stimulus China yang kurang berdampak, penguatan dolar, pelemahan euro, serta lemahnya harga logam dasar turut menambah beban pada harga emas. Bahkan, aksi ambil untung oleh sebagian investor menambah tekanan, terutama setelah reli harga emas yang mencapai rekor dalam beberapa bulan terakhir.

Data ekonomi China yang mengecewakan memberikan dampak ganda. Di satu sisi, data yang lemah ini dapat mengurangi permintaan emas dari konsumen utama dunia. Namun, di sisi lain, perlambatan ekonomi yang lebih luas di China dapat menciptakan ketidakpastian di pasar global, sehingga mendorong investor untuk melihat emas sebagai aset aman.

Zain Vawda, Analis Pasar di MarketPulse oleh OANDA, menyatakan bahwa secara keseluruhan, masih terdapat lebih banyak faktor yang mendukung kenaikan harga emas daripada faktor yang menekannya. Sementara itu, perhatian investor kini tertuju pada pernyataan para pejabat Federal Reserve yang akan memberikan petunjuk mengenai kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang. Penurunan suku bunga ini dapat mengurangi biaya peluang dalam memegang emas, yang tentunya akan memberikan sedikit angin segar bagi harga emas.

Joseph Cavatoni, Ahli Strategi Pasar di World Gold Council, menambahkan bahwa ketegangan geopolitik dan faktor global lainnya tetap menjadi pendorong utama yang mempertahankan daya tarik emas di kalangan investor Barat. Meskipun menghadapi tantangan jangka pendek, emas masih dipandang sebagai aset lindung nilai yang kuat dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. – Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com