Berita Utama! Harga Emas Merosot ke Titik Terendah dalam 5 Bulan Terakhir

Kontakperkasa Futures – Emas menghadapi penurunan drastis dan mencapai level terendah dalam lima bulan terakhir. Perdagangan emas di pasar spot pada hari Senin (14/8/2023) ditutup pada angka US$ 1.907,91 per troy ons, menunjukkan pelemahan sebesar 0,28%.

Namun, situasi harga emas belum mengalami perbaikan pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (15/8/2023) pukul 06:18 WIB, harga emas turun menjadi US$ 1.906,98 per troy ons, atau terkoreksi sebanyak 0,05%.

Pencapaian ini mewakili posisi terendah sejak 14 Maret 2023, atau selama lima bulan terakhir. Selama periode tersebut, harga emas tercatat berada di level US$ 1.902,12 per troy ons.

Penurunan harga yang terjadi kemarin dan hari ini tentu merupakan berita yang tidak menggembirakan, terutama mengingat bahwa logam mulia ini juga mengalami penurunan yang signifikan pekan lalu.

Pada minggu lalu, harga emas tergelincir 1,45% dalam kurun waktu satu minggu. Meskipun pada perdagangan terakhir minggu lalu, pada hari Jumat (11/8/2023), harga emas sempat menguat tipis sebanyak 0,07%.

Pelemahan tajam emas ini tidak bisa dilepaskan dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang kencang, serta meningkatnya imbal hasil dari surat utang pemerintah AS.

Indeks dolar mengalami lonjakan signifikan menjadi angka 103,19 pada perdagangan kemarin, merupakan level tertinggi yang tercatat sejak 5 Juli 2023. Imbal hasil dari surat utang pemerintah AS dengan tenor 10 tahun juga meroket ke angka 4,182% pada perdagangan kemarin. Angka ini menandai level tertinggi dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Hal ini didorong oleh penguatan dolar AS yang semakin menguat, dan juga meningkatnya imbal hasil, di tengah keyakinan pelaku pasar bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.

Tidak bisa diabaikan juga bahwa inflasi di AS justru mengalami kenaikan menjadi 3,2% (year on year/yoy) pada bulan Juli, meningkat dari angka 3,0% (yoy) pada bulan Juni sebelumnya.

“Kuatnya penguatan dolar dipicu oleh kesadaran pasar bahwa meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, imbal hasil tetap akan naik. Tingginya tingkat inflasi membuat banyak pelaku pasar meragukan kemungkinan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat,” ungkap analis ACY Securities, Clifford Bennett, yang dikutip dari Reuters.

Penguatan dolar AS menjadikan harga emas semakin mahal, sehingga semakin sulit dijangkau oleh para pembeli. Tidak hanya itu, rendahnya imbal hasil dari emas juga membuatnya kurang menarik bagi investor, terutama ketika imbal hasil dari surat utang pemerintah AS semakin meningkat.

Para pelaku pasar akan sangat mengamati data penjualan ritel AS untuk bulan Juli, serta hasil rapat Federal Reserve (The Fed).

Pada hari Selasa (15/8/2023), Amerika akan merilis data penjualan ritel untuk bulan Juli. Setelah pertumbuhan ritel AS meningkat sebanyak 1,5% (yoy) pada bulan Juni, diharapkan akan mengalami perlambatan menjadi 1% pada bulan Juli.

Jika pertumbuhan ritel tersebut melebihi ekspektasi pasar, hal ini dapat mengurangi harapan pasar terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed dalam waktu dekat.

Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu waktu AS, atau Kamis dini hari waktu Indonesia (17/8/2023). Risalah ini diharapkan dapat memberikan panduan lebih jelas kepada pelaku pasar mengenai kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh The Fed ke depan.

Dalam pertemuan FOMC bulan lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi kisaran 5,25-5,5%, dan memberikan sinyal akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut di masa depan.

Dengan dirilisnya risalah FOMC ini, diharapkan akan lebih tergambar bagaimana perkiraan kenaikan suku bunga oleh The Fed ke depan, serta jangka waktu potensial untuk kenaikan tersebut.

“Isi risalah dari The Fed akan memiliki dampak yang signifikan. Pasar akan mengamati apakah The Fed akan tetap pada jalur ketat. Diperkirakan harga emas akan terus tertekan dan mungkin bahkan mencapai level US$ 1.880,” ujar Clifford Bennett, analis ACY Securities. – Kontakperkasa Futures