PT KP Press – Harga emas terus mengalami penurunan tajam, memunculkan pertanyaan tentang apakah ini merupakan tren terburuk yang pernah terjadi. Pada awal perdagangan pekan ini, Senin (2/10/2023), harga emas di pasar spot mencapai US$ 1.847,85 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0,03%. Pelemahan ini menambah daftar derita emas, yang sudah mengalami penurunan sejak pekan lalu.
Dalam enam hari terakhir, harga emas sudah ambruk 4%, menjadikan penurunan ini yang terbesar dalam waktu yang singkat. Bahkan, harga emas hari ini mencatat posisi terendah sejak 6 Maret 2023, hampir tujuh bulan yang lalu.
Menurut David Meger, seorang analis dari High Ridge Futures, prospek emas kedepannya akan sulit membaik selama Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) tetap berpegang pada kebijakan yang ketat.
“Outlook emas, sayangnya akan sangat ditentukan oleh sentimen suku bunga ke depan,” ungkap Meger, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Pasar saat ini mengharapkan The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan ketat setelah pengumuman hasil rapat kebijakan moneter pada 20 September lalu. Meskipun The Fed memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan, yang tetap berada di kisaran 5,25-5,50%, sesuai dengan ekspektasi pasar, mereka memberikan isyarat bahwa mereka masih akan menjaga sikap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga di masa mendatang.
Hasil dari rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan bahwa kebijakan moneter yang ketat diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2024, dengan potensi pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit dibandingkan indikasi sebelumnya. Dokumen dot plot The Fed menunjukkan bahwa suku bunga bisa mencapai 5,5-5,75% pada tahun ini, menunjukkan potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun.
Harga emas mencatat tiga rekor buruk selama pekan lalu. Pertama, harga emas mencapai level terendah sejak 8 Maret 2023, hampir delapan bulan yang lalu. Kedua, emas mengalami pelemahan dalam waktu seminggu, mengalami penurunan selama lima hari perdagangan beruntun, yang merupakan yang terburuk sejak awal Agustus 2023. Ketiga, pelemahan sebesar 3,98% selama satu pekan adalah yang terdalam dalam lebih dari dua tahun, sejak pertengahan Juni 2021.
Selama bulan September, harga emas turun sebanyak 4,71%, menjadi yang terburuk sejak Februari 2023, ketika harga emas anjlok sebesar 5,2%. Analis dari Commerzbank menjelaskan bahwa harga emas tidak akan mengalami pemulihan yang signifikan selama ekonomi AS tidak mengalami hard landing.
“Sulit melihat emas pulih dalam situasi seperti ini, di mana ekonomi AS hanya melandai dan mengalami soft-landing,” kata Commerzbank dalam pernyataannya kepada Reuters. – PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia.com