PT Kontakperkasa – Harga emas kembali melonjak akibat eskalasi perang antara Israel dan Hamas. Pada perdagangan Senin (9/10/2023), harga emas di pasar spot ditutup pada posisi US$ 1.860,88 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 1,56%. Ini merupakan level tertinggi sejak 29 September 2023.
Selama dua hari terakhir, harga emas telah naik sebesar 2,25%, dengan penguatan signifikan pada hari sebelumnya yang mencapai 0,67%. Pada hari Selasa (10/10/2023), harga emas masih menguat tipis sebesar 0,006%.
Kenaikan harga emas ini dipicu oleh konflik Israel-Hamas yang meletus pada Sabtu (7/10/2023). Para analis mengingatkan bahwa meskipun harga emas cenderung naik selama konflik, lonjakan ini mungkin bersifat sementara.
Terkait dengan status emas sebagai aset safe-haven, analis Julius Baer dari Norbert Rücker mengatakan bahwa kekhawatiran pasar biasanya bersifat sementara, dan harga emas bisa turun dengan cepat begitu ketegangan mereda.
Selain faktor geopolitik, pergerakan harga emas juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve. Ekspektasi kenaikan suku bunga dapat membebani harga emas ke depan, sehingga pernyataan dari The Fed akan menjadi faktor penting.
Data sejarah menunjukkan bahwa harga emas cenderung melambung setiap kali terjadi perang atau ketegangan politik global, seperti yang terjadi pada tahun lalu setelah perang Rusia-Ukraina.
Saat ini, pelaku pasar sedang menantikan data inflasi AS dan risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diumumkan pada Rabu (11/10/2023), yang dapat memengaruhi keputusan The Fed. Konflik antara Palestina dan Hamas juga terus memanas, dengan Israel mengumumkan pengepungan total terhadap Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas.
Perang tersebut telah menelan korban besar di kedua sisi dan terus menjadi fokus perhatian dunia internasional. Israel dan Hamas terus saling serang, meningkatkan eskalasi konflik di Jalur Gaza, sementara dunia menanti perkembangan lebih lanjut. – PT Kontakperkasa
Sumber : cnbcindonesia.com