PT KP Press – Pada Kamis (1/2/2024), harga emas mencatat kenaikan sebesar 0,87%, mengakhiri perdagangan di level US$ 2054,89 per troy ons di pasar spot. Kenaikan ini memperpanjang penguatan emas selama empat hari berturut-turut, mencapai level tertinggi sejak 2 Januari 2024, atau sebulan terakhir.
Hingga Jumat (2/2/2024) pukul 06:32 WIB, emas masih bertahan di zona positif dengan kenaikan tipis sebesar 0,05%, diperdagangkan pada posisi US$ 2055,84 per troy ons di pasar spot.
Penguatan emas ini mengejutkan mengingat sikap The Federal Reserve (The Fed) yang masih kukuh. The Fed baru-baru ini kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25-5,50%, menandai keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar, namun, yang menarik, emas tetap mampu mempertahankan kenaikan nilai, tidak seperti biasanya yang cenderung merosot ketika The Fed menunjukkan sikap hawkish.
Indeks dolar yang melemah menjadi penyokong utama penguatan emas. Dolar melemah ke level terendah sejak 15 Januari 2024, dengan indeks mencapai 103,048. Kelemahan dolar membuat emas semakin menarik, menjadi pilihan yang lebih terjangkau untuk investasi.
Penurunan dolar terjadi setelah data menunjukkan peningkatan klaim pengangguran mingguan di Amerika Serikat. Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pengangguran awal naik menjadi 224.000 pada pekan yang berakhir 27 Januari. Sementara itu, laporan terpisah menunjukkan pertumbuhan produktivitas pekerja AS yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat.
Hari ini, Jumat (2/2/2024), pasar akan memperhatikan data pengangguran dan non-farm payrolls AS untuk Januari. Data ini dianggap krusial dalam memberikan kejelasan mengenai arah kebijakan suku bunga AS. Angka pengangguran AS pada Desember mencapai 3,7%, dan perkiraan menunjukkan kemungkinan tetap pada angka tersebut pada Januari.
Meskipun emas masih dalam kondisi volatile pasca-reaksi The Fed, adanya reli kecil terjadi seiring dengan peningkatan jumlah klaim awal. Menurut Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, di Chicago, para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 96% pada Mei 2024, menurut CME Fed Watch Tool.
Investor juga mempertimbangkan masalah pada pemberi pinjaman regional AS, New York Community Bancorp, meningkatkan daya tarik aset safe-haven seperti emas batangan.
Fokus pasar saat ini tertuju pada data pengangguran dan non-farm payrolls AS, diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kebijakan suku bunga ke depan. Harga emas tetap sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS, dengan ekspektasi bahwa suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi. – PT KP Press
Sumber : cnbcindonesia.com