Antisipasi Pemilik Emas, Harga Bergerak Volatile Menyusul Kabar Inflasi AS

PT Kontakperkasa Futures – Pada awal perdagangan hari ini, harga emas menunjukkan kenaikan setelah mengalami penurunan tiga hari berturut-turut minggu lalu. Penyebabnya adalah melonjaknya imbal hasil obligasi, yang mengurangi daya tarik emas. Minggu ini, pasar emas diperkirakan akan mengalami volatilitas, tergantung pada data inflasi AS yang dijadwalkan diumumkan pada Selasa (13/2/2024).

Jumat lalu, harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,44% di level US$ 2024,16 per troy ons. Dalam satu minggu, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,71%, berkebalikan dengan penguatan 1% pada pekan sebelumnya.

Hingga pukul 06.05 WIB Senin (12/2/2024), harga emas di pasar spot menunjukkan kenaikan 0,11%, berada di posisi US$ 2026,28 per troy ons.

Penurunan harga emas minggu lalu dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury Amerika Serikat (AS) dan penguatan indeks dolar. Investor kini menunggu data inflasi AS minggu ini, mencari petunjuk tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Indeks dolar menguat dari 103,92 menjadi 104,11 pada Jumat kemarin, mencapai level tertinggi sejak Desember 2022. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga menguat menjadi 4,18%, mencapai posisi tertinggi dalam dua pekan.

Penguatan dolar membuat emas lebih mahal, sementara kurangnya imbal hasil emas membuatnya kurang menarik. Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, menunjukkan kecenderungan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins, mengatakan bahwa kebijakan ini dapat membuat harga emas melemah. Meskipun titik support emas berada di US$ 1.960, ia tidak melihat emas turun di bawah level tersebut.

Pelaku pasar emas juga menanti data inflasi AS bulan Januari, yang akan dirilis Selasa malam ini. Inflasi AS pada Desember 2023 mencapai 3,4%, lebih tinggi dibandingkan November 2023 sebesar 3,1%.

Meskipun hanya 17,5% pelaku pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Maret mendatang, pasar masih melihat kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 61% pada Mei 2024. Penurunan suku bunga dapat mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. – PT Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com