PT Kontakperkasa – Harga minyak mentah membuka perdagangan hari ini dengan pelemahan setelah terjadi peningkatan signifikan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (23/2/2024), harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,01% di posisi US$78,25 per barel, sementara harga minyak mentah Brent juga turun 0,05% di posisi US$83,4 per barel.
Sehari sebelumnya, pada Kamis (22/2/2024), harga minyak mentah WTI mengalami kenaikan sebesar 0,45% di posisi US$78,26 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent menguat 0,49% ke posisi US$83,44 per barel.
Peningkatan harga minyak pada perdagangan Kamis terkait dengan konflik di Laut Merah yang melibatkan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran. Meskipun demikian, kenaikan tersebut terbatas oleh peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui pengiriman negosiator ke Gaza, menciptakan ketegangan di Timur Tengah. Kelompok Houthi di Yaman juga mengumumkan peningkatan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
John Kilduff, mitra di Again Capital, mengungkapkan, “Eropa menanggung beban terbesar dalam hal pasokan, namun masalah pasokan di Eropa menjadi masalah pasokan di AS karena hal ini akan menyebabkan permintaan terhadap bensin dan solar di AS.”
Pasar minyak mengalami kenaikan pada Kamis, mencerminkan potensi gangguan pasokan minyak dalam waktu dekat. Spread antara kontrak bulan depan melebar, menunjukkan pengetatan pasar, menurut Giovanni Staunovo, analis UBS.
Namun, kenaikan harga minyak dibatasi oleh peningkatan persediaan minyak AS. Persediaan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel menjadi 442,9 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 16 Februari, melampaui ekspektasi analis Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 3,9 juta barel.
Meskipun beberapa kilang besar, seperti Kilang Whiting milik BP dan Kilang Total Energies di Texas, berencana untuk melanjutkan produksi penuh setelah pemadaman listrik pada bulan Februari, tingkat pemanfaatan kilang tetap tidak berubah, sebesar 80,6%, menurut data EIA pada hari Kamis.
Pemadaman tersebut juga berdampak pada stok sulingan, yang turun 4 juta barel dalam seminggu menjadi 121,7 juta barel, melampaui ekspektasi penurunan 1,7 juta barel. – PT Kontakperkasa
Sumber : cnbcindonesia.com