Kontakperkasa Futures – Harga emas dunia melonjak usai Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa ia mundur dalam bursa calon presiden. Logam mulia diperkirakan bisa mencapai US$2.500 per troy ons, rekor harga tertinggi sepanjang masa, pada tahun ini.
Biden mengunggah langsung surat pengunduran dirinya di X dengan komitmen untuk menyelesaikan masa tugasnya sebagai Presiden AS hingga Januari 2025. Adapun Biden belum terlihat lagi di publik sejak positif Covid-19 usai berkampanye di Las Vegas pekan lalu.
“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk menjabat sebagai presiden Anda,” tulisnya di media sosial. “Dan meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus sepenuhnya pada pemenuhan tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan saya.”
Setelah surat pengunduran diri Biden dari persaingan pemilu, harga emas dunia pun menguat. Menurut data Refinitiv pada pukul 7.00 WIB harga emas dunia di pasar spot terpantau menguat 0,44% ke US$2.411,11 per troy ons.
Mundurnya Biden meningkatkan ketidakpastian pasar yang sudah penuh gejolak, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Selain itu, persepsi pasar terhadap Trump, jika terpilih menjadi presiden, akan mendorong pelemahan dolar AS. Pelemahan greenback ini yang kemudian mengangkat harga emas dunia.
Berdasarkan histori, harga emas naik secara signifikan selama masa kepresidenan Trump, meningkat dari US$1.209 per troy ons ketika ia menjabat pada 20 Januari 2017, menjadi US$1.839 per troy ons pada hari terakhirnya, yaitu 19 Januari 2021.
Meskipun kemajuan ini tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan Trump, tindakannya turut membentuk lanskap geopolitik baik di AS maupun di luar negeri. Selama masa jabatannya, perang dagang dengan sekutu dan pesaing menjadi fokus.
Masa jabatan Trump yang kedua kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak kebijakan proteksionis yang sama. Memang, kampanyenya pada tahun 2024 memiliki kemiripan dengan kampanyenya pada tahun 2016 dan 2020.
Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dibandingkan enam mata uang utama lainnya, melemah 0,18% di awal perdagangan pagi ini ke 104,21.
Saat dolar melemah, harga emas dunia menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan ekspektasi permintaan. Saat permintaan naik, harga akan turut menguat.
Mundurnya Biden dari kontestasi pemilihan presiden di Paman Sam mendukung emas untuk bangkit setelah tiga hari beruntun ambruk. Hal ini juga meyakinkan investor bahwa emas dunia tetap berada di trend bullish.
Harga emas sendiri diperkirakan akan terus gemilang sepanjang 2024 hingga awal 2025. Rekor-rekor baru akan diproyeksi akan terus tercipta.
Bank investasi JP Morgan pun meningkatkan target harga emasnya untuk tahun ini dan 2025. Harga emas diperkirakan akan naik ke US$2.500 per troy ons pada akhir 2024, menurut perkiraan JP Morgan Research.
“Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata US$2.500/oz pada kuartal keempat 2024 dan US$2.600/oz pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya,” menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan.
Sebagai catatan, prediksi harga emas didasarkan pada perkiraan ekonomi JP Morgan yang memperkirakan inflasi inti AS akan melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024 dan 2,6% pada tahun 2025. – Kontakperkasa Futures
Sumber : cnbcindonesia.com