ANALIS MARKET (23/7/2024): IHSG Masih Tertekan, Reject Resistance Area

Kontakperkasa Futures – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan setelah gagal menembus area resistance. Pada perdagangan hari Senin (22/07/2024), indeks saham global banyak menghijau seiring investor mencerna keputusan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk tidak mencalonkan diri kembali, serta pemotongan suku bunga yang mengejutkan oleh bank sentral China yang menggerakkan pasar Asia.

Pada hari Minggu, Biden mengumumkan bahwa ia akan mundur dari Pilpres AS dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai penggantinya dari Partai Demokrat untuk menantang mantan presiden Donald Trump, yang menjadi calon dari Partai Republik. Pasar merespons positif berita tersebut, di mana indeks saham MSCI seluruh dunia naik 0,75% menjadi 816,92 setelah sempat jatuh 2,1% pekan lalu dalam kinerja mingguan terburuknya sejak April.

Para ahli strategi pasar melihat bahwa pemerintahan Trump yang saat ini memiliki elektabilitas lebih tinggi akan mendorong lebih banyak pengambilan risiko (risk-on), menggerakkan saham berkapitalisasi kecil, mendongkrak harga minyak dan gas, serta membawa Bitcoin kembali berjaya di pasar. US DOLLAR bergerak sedikit lebih tinggi terhadap sekeranjang mata uang, mencegat aliran dana dari safe-haven; sementara BITCOIN menstabilkan diri setelah sempat jatuh pada hari Minggu menyusul pengumuman Biden. DOLLAR INDEX naik 0,1% menjadi 104,32, dengan Euro naik 0,07% menjadi USD 1,0885. Bitcoin, yang mencapai level tertinggi dalam 6 minggu pekan lalu dalam reli mingguan terkuatnya sejak Februari, diperdagangkan lebih stabil pada hari Senin, naik 1,76% menjadi USD 68.158.

Di Wall Street, ketiga indeks utama berakhir di teritori positif, dipimpin oleh kenaikan sektor Teknologi dan Layanan Komunikasi. Nvidia naik hampir 5%, didorong oleh berita bahwa mereka sedang mengerjakan chip AI baru untuk pasar China. Dow Jones Industrial Average naik 0,32% menjadi 40.415,44, S&P 500 menguat 1,08% menjadi 5.564,41, dan NASDAQ Composite melejit 1,58% menjadi 18.007,57.

Investor akan memperhatikan pekan yang padat dengan laporan pendapatan perusahaan. Tesla dan induk perusahaan Google, Alphabet, memulai musim pelaporan untuk kelompok saham megacap “Magnificent Seven.” US TREASURY sedikit berubah seiring pasar mencerna ketidakpastian seputar Pemilu AS, dengan imbal hasil pada tenor 10 tahun naik 1,7 basis poin menjadi 4,256%.

Secara makroekonomi, perkiraan awal US GDP 2Q akan dirilis pada hari Kamis dan PCE PRICE INDEX pada hari Jumat, keduanya dipandang penting sebagai dasar keputusan The Fed. Pasar saat ini hampir fully price-in prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September, yang membantu menopang selera risiko.

Di pasar Asia dan Eropa, People’s Bank of China secara tak terduga memotong suku bunga jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar 10 basis poin, menjadi 3,35% dan 3,85% (5Y). Langkah ini mengikuti rilis dokumen kebijakan pemerintah China pada rapat pleno hari Minggu lalu yang menguraikan ambisinya untuk memperkuat ekonomi. Indeks terluas saham Asia-Pasifik MSCI di luar Jepang turun 0,61%. Bank-bank terbesar di Eropa juga melaporkan kinerja mereka minggu ini, dengan fokus perhatian apakah keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi sudah berlalu, dan apakah drama politik baru-baru ini mempengaruhi sentimen. STOXX 600 ditutup melesat naik 0,93%. Pagi ini Korea Selatan merilis data PPI (Jun) yang bertengger di level 2,5% yoy, naik dari posisi bulan sebelumnya 2,3%, walau secara bulanan justru PPI terkontraksi 0,1% dibandingkan dengan 0,1% pada bulan Mei. Bicara mengenai Foreign Direct Investment, akan ada dua negara yang merilis pertumbuhan FDI mereka, yaitu Indonesia dan China. Terakhir, FDI China jatuh 28,2% pada bulan Mei, sementara Indonesia berada pada 15,5%.

Harga minyak kembali melanjutkan penurunan setelah menutup pekan lalu dengan pelemahan signifikan, karena kekhawatiran terhadap permintaan yang lesu dari China, yang merupakan importir minyak mentah terbesar dunia. Futures Brent turun 0,3% untuk menetap di USD 82,40 per barel, posisi terendah sejak 11 Juni. Futures US WTI untuk pengiriman Agustus berakhir melemah 35 sen menjadi USD 79,78 per barel, juga level terendah dalam satu bulan. Morgan Stanley meramalkan produksi minyak dari OPEC dan negara non-OPEC akan mencapai 2,5 juta barrel per hari pada tahun 2025, melebihi pertumbuhan permintaan, yang mengindikasikan potensi oversupply yang mengancam harga Brent merosot ke level USD 70-an per barel. Harga emas turun tipis ke level terendah lebih dari satu minggu. Spot emas turun 0,07% menjadi USD 2.398,32 per ons. Futures emas AS naik 0,28% menjadi USD 2.402,10 per ons.

IHSG mampu mencatatkan kenaikan 27,5 poin atau 0,38% ke level 7.322 didukung oleh beli bersih asing yang tipis sejumlah IDR 11,5 miliar. Namun, IHSG masih berkutat di area resistance 7.300 hingga 7.375, yang merupakan resistance dari titik tertinggi dua bulan. Indikator RSI menunjukkan potensi negative divergence, mengisyaratkan potensi pullback akan segera terjadi, karena buying momentum saat IHSG mendekati area resistance untuk kedua kalinya ini terlihat mulai menurun.

Menyikapi beragam kondisi tersebut di atas, analis NH Korindo Sekuritas menetapkan level support terdekat sebagai trailing stop para investor berada pada 7.285 atau MA10; sebelum bergulir menuju support kedua: level 7.200 atau MA20.

“Secara teknikal, reject resistance area. IHSG masih tertekan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Selasa (23/7). – Kontakperkasa Futures

Sumber : investing.com