Kontakperkasa Futures – Pasar saham Asia Pasifik melanjutkan tren penurunan pada hari Kamis (04/01), seiring kelanjutan pelemahan di Wall Street. Pada pukul 07.20 WIB, S&P/ASX 200 dan KOSPI 200 masing-masing turun 0,4%, sementara Nikkei 225 tercatat turun 2,3%.
Penurunan di pasar saham Amerika Serikat pada Rabu setempat dipicu oleh notulen rapat Federal Reserve bulan Desember, yang menunjukkan ketidakpastian para pengambil kebijakan terkait proyeksi suku bunga. Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,8%, Dow Jones Industrial Average turun 0,7%, dan Indeks NASDAQ Composite yang berbasis teknologi merosot sebesar 1%.
Para pejabat Federal Reserve dalam rapat tersebut membahas perlambatan dan kemungkinan menghentikan pengurangan kepemilikan obligasi bank sentral. Keputusan ini akan dibicarakan lebih lanjut “jauh sebelum keputusan diambil” untuk memberikan pemberitahuan yang memadai kepada publik. Langkah ini dilakukan setelah pembelian aset di awal pandemi untuk menekan suku bunga, dan memulai pelepasan aset-aset tersebut dari neraca keuangan pada tahun 2022.
Di pasar komoditas, minyak Brent menguat 3,45% mencapai $78,51 per barel, sementara emas mengalami penurunan sebesar 0,90% menjadi $2.040,51. Harga besi mencatat penguatan 0,6% menjadi $142,55 per ton. Dolar Australia sedikit turun ke 67,26 sen AS dari penutupan sebelumnya di 67,58 sen AS.
Saham-saham China mengalami hasil yang bervariasi, dengan Shanghai Composite Index naik 0,2% di 2.967,25, sementara Indeks Komposit Shenzhen dan Indeks Harga ChiNext turun 0,6% dan 1,2%. Saham-saham Hong Kong mengalami penurunan, khususnya saham-saham teknologi dan properti, dengan Indeks Hang Seng turun 0,85% menjadi 16.646,41, dan Indeks Hang Seng Tech merosot 1,8%.
Di Eropa, saham-saham turun akibat ketegangan geopolitik, terutama pada sektor industri dan teknologi. Indeks Stoxx Europe 600 dan FTSE 100 turun masing-masing 0,9% dan 0,5%, sementara DAX dan CAC 40 mengalami penurunan lebih besar, yaitu 1,5% dan 1,7%. Indeks FTSE 100 pada hari Rabu ditutup turun 0,5% menjadi 7682 poin, terutama dipengaruhi oleh tekanan pada sektor pertambangan. – Kontakperkasa Futures
Sumber : investing.com