Batu Bara Mencetak Rekor Terbaik dalam 15 Bulan: Apakah Kekuatannya Berlanjut?

Kontakperkasa Futures – Harga batu bara mengalami pemulihan yang kuat setelah sebelumnya merosot. Penguatan tipis harga batu bara saat ini sejalan dengan permintaan yang terus tinggi dari China, meskipun ekonomi Tiongkok mengalami perlambatan. Tidak hanya itu, kinerja batu bara sepanjang Agustus merupakan yang terbaik dalam 15 bulan terakhir.

Berdasarkan data dari Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Oktober ditutup pada level US$ 158,5 per ton, menunjukkan kenaikan sebesar 0,32% pada perdagangan Kamis (31/8/2023). Selama bulan Agustus, harga batu bara mengalami penguatan tertinggi dalam 15 bulan terakhir dengan lonjakan sebesar 12,49%.

Meskipun harga batu bara saat ini masih berada di bawah level psikologis US$ 160, batu bara mencatat rekor sendiri bulan ini dengan kenaikan selama 12 hari berturut-turut, yang merupakan rekor terpanjang sejak Desember 2009. Rekor ini merupakan yang terakhir kali terjadi pada akhir Desember 2010, yakni dalam 12 tahun terakhir. Bahkan saat batu bara mengalami lonjakan luar biasa pada tahun 2022, harga batu bara tidak pernah mengalami kenaikan selama 12 hari berturut-turut. Rekor kenaikan terlama adalah selama sepuluh hari berturut-turut.

Peningkatan harga batu bara saat ini mencerminkan dinamika yang mirip dengan data ekonomi Tiongkok yang menunjukkan pertumbuhan di satu sektor sementara sektor lain mengalami perlambatan. Impor komoditas juga tetap kuat meskipun aktivitas manufaktur Tiongkok melambat pada bulan Agustus. Manufaktur di China telah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut, mencerminkan upaya negara ini untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonominya.

Namun, data ekonomi yang lemah ini tidak mengganggu impor komoditas utama Tiongkok seperti minyak mentah, bijih besi, dan batu bara. Indeks Manajer Pembelian Resmi (PMI) naik menjadi 49,7 dari 49,3 pada Juli, menurut Trading Economics.

Impor batu bara ke Tiongkok diperkirakan meningkat pada Agustus, dengan Refinitiv memproyeksikan sekitar 31,2 juta ton sementara Kpler memperkirakan sekitar 34,3 juta ton. Peningkatan impor ini terjadi seiring China bergantung lebih banyak pada pembangkit listrik berbasis batu bara untuk mengatasi masalah pasokan listrik yang disebabkan oleh gelombang panas.

Produksi batu bara dalam negeri juga terhambat dalam beberapa minggu terakhir karena peningkatan inspeksi keselamatan, yang mengakibatkan harga batu bara dalam negeri naik.

Harga batu bara yang tinggi di Tiongkok juga mendorong peningkatan impor, terutama dari Indonesia dan Australia. Impor batu bara dari Australia diperkirakan mencapai tingkat tertinggi dalam tiga tahun terakhir, seiring dengan perbaikan hubungan bilateral kedua negara.

Di India, Coal India Ltd (CIL), sebuah perusahaan batu bara milik negara, menawarkan volume penjualan batu bara tertinggi dalam tiga bulan melalui skema SHAKTI. Program ini memungkinkan pembangkit listrik termal yang tidak memiliki perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) untuk mendapatkan pasokan batu bara dalam jangka waktu pendek, antara 3 hingga 12 bulan. Langkah ini akan membantu pembangkit listrik termal untuk mengisi kembali persediaan batu bara yang berkurang dengan cepat karena pemulihan yang kuat dalam pembangkit listrik berbasis batu bara.

Meskipun tantangan dalam pasokan batu bara dapat diatasi dengan langkah-langkah seperti ini, pasar batu bara di Eropa juga menjadi penting karena mendekati musim dingin yang akan meningkatkan permintaan. Pergerakan harga energi di Eropa beragam, dengan kenaikan harga harian di Jerman terutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan energi terbarukan, sementara Perancis mengalami pelonggaran karena ketersediaan nuklir yang lebih tinggi dan permintaan yang lebih rendah.

Produksi tenaga angin Jerman diperkirakan turun hampir setengahnya menjadi 6,6 gigawatt pada Jumat, hampir separuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Di sisi lain, ketersediaan nuklir di Perancis meningkat menjadi 62% dari total kapasitas.

Sementara itu, kedua negara ini juga mengalami penurunan permintaan tenaga listrik, yang juga berdampak pada harga komoditas energi seperti gas. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) merosot hingga menjauhi level psikologis 40 euro per Mega-Watt hour (MWh), turun sebesar 2,68% menjadi 35,03 euro per MWh. – Kontakperkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com

7 thoughts on “Batu Bara Mencetak Rekor Terbaik dalam 15 Bulan: Apakah Kekuatannya Berlanjut?

  1. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

  2. I do like the manner in which you have framed this particular problem plus it really does give me a lot of fodder for consideration. However, from just what I have seen, I simply wish when the remarks stack on that folks stay on point and don’t embark on a soap box of the news of the day. Anyway, thank you for this outstanding piece and while I do not go along with this in totality, I value the perspective.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *